Labels

Minggu, 18 November 2012

Khaflah Imtihan 2010 PPs. Raudlotut Tholabah dihadiri ARIS Kondangin Dan Sikanibal SUMANTO


KH SUPONO MUSTAJAB AJAK SUMANTO PENGAJIAN DI BINANGUN

Selasa, 13 Juli 2010 10:52:17 - oleh : Humas Cilacap


Masih ingat Sumanto? Sebaiknya jangan meremehkan orang yang satu ini. Sang kanibalis itu datang ke Desa Pagubugan Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap untuk mengisi pengajian, Senin malam (12/7). Warga Desa Pelumutan, Kecamatan Kemangkon, Purbalingga itu mendampingi KH Supono Mustajab, pengasuh Pondok Rehabilitasi Mental An Nuur pada acara Haflah Imtihan dan Ikhtitam ke 15 Pondok Pesantren Raudlotut Tholabah. Sumanto menjadi daya tarik sendiri bagi warga setempat, bahkan diantara mereka tampak mendekat dan menyalami ketika ia dan rombongan tiba di lokasi pengajian.
Sumanto yang duduk di deretan kursi depan bersama Wakil Bupati Cilacap H Tatto Suwarto Pamuji, Muspika serta Camat Binangun Heru Susetyo, tampak tenang dan sesekali melempar senyum.
"Sumanto sudah sering diajak Pak Kiai mengikuti pengajian di berbagai tempat, bahkan dia pernah diajak untuk memberi tausiyah di Islamic Kasim Tuet Memorial College Chai Wan, Hongkong," ujar Sugimin yang ikut mendampingi Sumanto.
Menurutnya, sejak Sumanto menjadi penghuni Panti Rehabilitasi Jiwa dan Narkoba selalu menyempatkan shalat berjamaah di mushola panti. Bahkan, terkadang dia menjadi imam bagi teman-temannya sesama penghuni panti.
"Sumanto biasanya memberikan ceramah singkat untuk mengingatkan diri sendiri dan rekan-rekannya untuk tekun menjalankan ibadah dan menghargai sesama manusia setiap kali selesai shalat," tambahnya.(keen)

'Manusia Kanibal' Sumanto Lebih Mulia dari Anda, bila Anda Enggan Sedekah

PURBALINGGA (voa-islam.com) – Siapa yang tak kenal Sumanto? Manusia seantero negeri ini pasti mengenal namanya. Beberapa tahun silam, publik digeberkan dengan berita tak lazim, pria warga Purbolinggo ini memiliki kebiasaan memakan mayat.
Di balik kesan angker, sadis dan menjijikkan yang disandangnya, ternyata ‘si manusia kanibal’ Sumanto memiliki akhlak mulia: gemar bersedekah. Jika kita yang manusia normal ini pelit dan enggan bersedekah, maka kesalihan kita tak lebih baik dari Sumanto. Na’udzubillah min dzalik.
Di bulan puasa Ramadhan, Sumanto, selalu kebanjiran rezeki. Ia sering diundang menjadi bintang tamu bersama Haji Supono Mustajab, pemilik Pesantren sekaligus Balai pengobatan: Wisma Rehabilitasi Mental dan Narkoba di Purbalingga.
Meski hanya duduk di panggung mendampingi Ustadz Supono yang memberikan ceramah agama, masyarakat selalu datang karena penasaran dengan Sumanto. “Kalau ada Sumanto, pengajiannya selalu ramai,” kata Supono, Rabu (10/8/2011).
Tak bisa dipungkiri, kehadiran Sumanto dalam pengajian yang diasuh Ustadz Supono, adalah magnet tersendiri bagi jamaah. Mereka sangat antusias dan penasaran ingin melihat secara langsung sosok Sumanto, si manusia pemakan mayat yang kini sudah bertaubat.
....Sumanto rela memberikan rezekinya itu untuk disumbangkan kepada pengemis dan pengamen...
Menurut Ustadz Supono, sekali pengajian infak yang bisa dikumpulkan melejit mencapai Rp 9 juta. Dari infak tersebut, Sumanto tentu mendapatkan bagian berupa honor.
Uniknya Sumanto rela memberikan rezekinya itu untuk disumbangkan kepada pengemis dan pengamen. Namun Supono tidak memerinci berapa banyak sumbangan yang diberikan Sumanto untuk bersedekah itu.
So, jangan kalah sama Sumanto. Melalui momen bulan Ramadhan ini, mari kita suburkan motivasi berinfak dalam keadaan lapang maupun sempit. Ingatlah akan keutamaan sedekah: penolak bala, penyubur pahala, dan melipatgandakan rezeki; bagai sebutir benih yang ditanam akan menghasilkan tujuh cabang, yang pada tiap-tiap cabang itu terjurai seratus biji.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar